Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro resmi mengumumkan pemeringkatan baru untuk peneliti Indonesia berdasarkan Science and Technology Index (SINTA) 2020. Hasilnya, terhimpun 500 peneliti terbaik Indonesia dari berbagai latar belakang daerah dan perguruan tinggi.
Bambang berpesan bagi peneliti yang belum masuk indeks SINTA 2020 agar bisa menguatkan riset di perguruan tinggi dan memperbanyak penelitian yang berkualitas. “Tidak hanya mengerjakan penelitian hibah tapi bisa melakukan hilirisasi dari hasil penelitiannya,” kata Bambang.
Adalah Drs. Sriadhi, M.Pd., M.Kom., Ph.D. (Ketua Prodi PTIK) dan Dr. Janner Simarmata, S.T., M.Kom. (Dosen) yang hanya mewakili UNIMED dalam daftar Top 500 peneliti terbaik tersebut. Tentunya ini menjadi prestasi yang membanggakan bagi UNIMED khususnya Prodi PTIK yang baru berdiri sejak 3 tahun yang lalu.
“Kita sangat bersyukur bahwa jerih payah dan konsistensi kita selama ini diapresiasi oleh Ristekdikti, dan saya berharap ini menjadi motivasi bagi seluruh civitas akademika UNIMED khususnya para dosen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitiannya”, ungkap Sriadhi.
SINTA merupakan satu inovasi sistem informasi ilmu dan teknologi yang dikembangkan untuk mengukur kinerja individu, institusi, dan networking dari peneliti atau dosen yang melakukan studi. Program tersebut dibangun mulai 2016 dan hingga sekarang disebutkan telah mengelola 194.904 author atau peneliti terverifikasi, 4.607 jurnal, dan 34.677 buku. Selain itu 93.346 artikel, 69.796 conference paper, dan 5.266 book chapter.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek M. Dimyati menerangkan nilai yang diperoleh dari 500 para peneliti sudah melalui beberapa komponen penilaian. “Komponennya ada dari jumlah dokumen artikel jurnal di Scopus, dokumen non jurnal di Scopus, sitasi di Scopus, dan sitasi di Google Scholar,” katanya.